Penulispun baru saja terkena jebakan itu,tapi penulis tidak protes karena protespun akan lebih banyak memakan biaya dibanding harga CD itu sendiri. Penulis lalu mencoba baca referensi-referensi lain di Google dan menemukan kejadian serupa. KFC menjual CD secara paksa kepada konsumen.
Tulisan ini dibuat agar anda TIDAK TERJEBAK dengan trik dagang tak sehat ini dan lebih cerdas dalam membeli di kedai siap saji.
Berikut kumpulan penipuan KFC yang dikutip dari berbagai sumber :
Penjualan CD Secara Paksa oleh KFC
Tanggal 27 Mei 2013 saya dan teman saya memilih menu makanan di KFC Cabang Ujungberung, Bandung. Tadinya kami memilih salah satu paket yg berisi untuk satu orang.Tapi karena melihat kami datang berdua, pelayan menyarankan kami memilih paket super star (kalo tidak salah).
Pelayan tersebut menyebutkan isi makanan yg terdiri 2 ayam 2 nasi 2 minuman serta 2 makanan tambahan gratis secara terburu2 dan cepat, kami menyetujuinya karena kami pikir itu bisa lebih hemat.Lantas pelayan tersebut dengan sigap menyiapkan paket tersebut kemudian setelah paket tersaji ia memberikan setumpuk CD untuk kami dapatkan, ia mengatakan “anda mendapatkan 1 buah CD, silakan pilih” kami pun memilihnya walaupun sebenarnya kami tidak menginginkan CD tersebut tp karena kami dapatkan secara cuma2 kami pun memilihnya, (siapa sih yang tidak ingin dikasih gratisan?), kemudian kami bayar seharga 74rb seraya mengomel dlm hati “mahal bangeeeet”.
Kemudian, tanpa curiga apa2! kami pun makan. Selesai makan saya iseng membaca struk pembelian paket tersebut, betapa kagetnya saya ketika baca struk itu tertera CD yg kami dapatkan ternyata tertera harga 35rb saya pikir saya tidak membelinya kok, saya kan dapat secara gratis kenapa saya harus membayar?
Akhirnya kami pun komplain ke pelayan tersebut namun pelayan tersebut baru menjelaskan kalo CD tersebut sudah 1 paket dan seharga segitu, dan kalo CD dikembalikan maka harga ayam dan yg lain2nya yg telah kami makan bakal dihitung satuan dengan total harga 65 ribuan.
Kami jadi tidak ada pilihan, lalu kami menjelaskan kami tidak menginginkan CD tersebut, dengan entengnya pelayan tsb mengatakan silakan saja tapi makanan kami hitung satuan, kami pun jadi seperti dibuat tidak ada pilihan akhirnya kami mengalah dan pulang namun dengan membawa sejuta kekesalan dan penyesalan.
Dari kejadian ini kami seperti ditipu, sebab:
1. pelayan tidak menjelaskan secara rinci paket tersebut bahwa CD pun harus dibayar
2. CD yang tidak kami inginkan jadi seperti dijual paksa kepada customer padahal tidak semua customer membutuhkan CD-CD tersebut
3. Pelayan menanggapi komplain kami dengan acuh tak acuh
1. pelayan tidak menjelaskan secara rinci paket tersebut bahwa CD pun harus dibayar
2. CD yang tidak kami inginkan jadi seperti dijual paksa kepada customer padahal tidak semua customer membutuhkan CD-CD tersebut
3. Pelayan menanggapi komplain kami dengan acuh tak acuh
Demikian semoga tidak terjadi kepada pelanggan lain, dan kami memutuskan tidak akan makan di KFC cabang tersebut lagi.
sumber : http://rumahpengaduan.com/2013/05/29/penjualan-cd-secara-paksa-oleh-kfc/
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jurus Tipu-Tipu ala KFC
“Kita makan dimana ?” tanyaku pada Rhazi setelah keluar dari halaman sebuah klinik. Menjelang tengah hari dan pemeriksaan kesehatan lanjutan harus dilakukan beberapa jam berikutnya.
Anak laki-lakiku yang berumur 10 tahun menyebutkan restoran ayam goreng cepat saji langganan kami. Setelah menimbang aku memilih restoran cepat saji yang lain, karena jaraknya lebih dekat dengan klinik. Beberapa kali aku membawa anak-anak untuk makan di sana jika kebetulan tidak bersama dengan ayah mereka. Terlalu berlemak, kata suamiku. Dan aku tahu, junk food tidak sehat. Karena itu, makan di resto ayam goreng cepat saji adalah pilihan terakhir.
Saat mengantri, hanya ada satu orang di depanku.
“Tiga dada mentok, tiga nasi dan tiga air mineral”, kataku pada petugas reservasi (ngga tau apa tuh nama kerennya yang lain), ketika giliranku datang.
“Bu, lebih baik memesan paket lebih murah”, kata pelayan berpakaian hitam dengan kerudung kecil berwarna merah.
“Boleh tahu, kalau harga jika bukan paket ?” tanyaku.
Suasana sepi dan hanya aku sendiri yang dilayaninya karena tidak ada yang mengantri di belakang, rasa penasaran membuatku memutuskan untuk mengetahui peristiwa yang pernah kualami dan menyisakan tanda tanya.
Perempuan muda berwajah impor dari sudut negeri tak tersentuh penerangan listrik itu segera menekan mesin kasir yang mengeluarkan irama khas. Terlihat angka 99.000.
“OK, kalau paket ?” tanyaku.
“Hanya 90.500 ditambah goceng”, katanya. Goceng, dessert yang dipatok dengan harga lima ribu.
"Gocengnya apa ?" tanyaku.
Sebuah trik pemasaran yang sering digunakan : merubah-rubah menu setiap saat, memanfaatkan kekacauan daya ingat yang makin menurun dalam dunia yang hiruk pikuk.
"Es krim atau burger, Bu", katanya.
“Ya, sudah”, kataku, setelah menentukan pencuci mulut yang tampaknya diberikan cuma-cuma.
Dia segera bergerak ke arah belakang etalase, dan mulai bolak-balik menyiapkan pesanan. Setelah beberapa menit kembali ke hadapanku lengkap dengan pesanan.
Aku masih penasaran, sudah mengkalkulasi secara kasar, berdasarkan harga yang biasa kuketahui karena melihat neon box yang bergambar paket-paket hidangan minus harga. Aku tidak ingat kapan terakhir ke resto ini, hari itu aku melihat tidak ada satupun harga yang dicantumkan seperti waktu-waktu sebelumnya. Restoran cepat saji seperti McD dan CFC memampang harga secara terbuka.
“Maaf, harga dada mentok satuannya berapa?” tanyaku.
Dia tidak menjawab yang kutanyakan, tetapi berkata,”Dada mentok tidak dijual satuan, yang dijual satuan hanya wing dan paha”.
Aku segera membayar pesanan dan dia menyodorkan tiga buah CD. Aku lupa tentang makna katapaket.
Aku masih terikat dengan musik 80's dan anak-anakku lebih mengenal Katy Perry dan One Direction. Aku tidak punya pilihan dan mengambil salah satu CD yang sama sekali tidak kuminati. Bebi Romeo. Sebelumnya pernah Sammy Simorangkir (perutku agak bermasalah jika mengingatnya). Dan juga pernah DIP eh... IDP (aku mengenalnya gara-gara dipaksa KFC). Bedanya waktu itu aku tidak mempedulikan karena aku terlalu sibuk dengan hal lain.
Ketika makan, sambil lalu meneliti struk yang kuterima. Aku lupa apakah pernah meneliti hal ini sebelumnya. Dan pada struk itu tertulis harga untuk makanan yang dipesan 50.545 ditambah catatan : item yang tidak kena Pjk restoran dibatasi garis putus-putus. Berikutnya, 1 CD ARI L WKHL (padahal yang kuterima bukan seperti yang tertulis, jika CD Ari Lasso mungkin aku bisa sedikit berdamai) seharga 35.000. Dibawahnya tertulis sub total pembelian dan kemudian tertulis P. Rest 10 % dengan nilai yang diperhitungkan dengan harga makanan. Aku menggeleng-geleng. Sangat rapi dan tidak semua orang menyadari, termasuk aku yang mengalami lebih dari sekali. Di KFC Veteran dan KFC Plaza Andalas. Parahnya, waktu itu kasir menyarankan untuk mengambil gocengannya sesudah makan dan aku tidak pernah mengambilnya karena lupa, setelah selesai makan langsung pergi.
Sehabis makan, aku kembali ke kasir yang tadi melayani (hal yang tidak akan pernah kulakukan jika suasana ramai atau antrian panjang). Hanya satu orang sebelum aku berhadapan langsung dengan kasir.
“Mbak, namanya Nana Widya ?” kataku pada kasir ketika orang yang di depanku berlalu.
“Ya”, katanya.
“Tadi saya memesan tiga dada mentok, tiga nasi, dan tiga air mineral setelah dihitung totalnya 99.000. Tapi mengapa dalam struk ini total makanan hanya 54.000?” tanyaku tanpa menyebutkan pecahan rupiah lebih kecil di belakang angka itu.
“Memangnya tadi berapa, Bu ?” dia bertanya dengan intonasi yang sempurna.
Aku memilih tidak memperhatikan ekspresinya, menghindari rasa muak.
"Dada mentok tiga potong kira-kira empat puluh ribuan, Bu", dia menjawab tanpa aku tanya kedua kalinya.
“Coba dihitung lagi”, kataku dengan suara meninggi.
Tanpa membantah, dia langsung menekan-nekan mesin kasir.
Ajaib. Yang keluar angka 76.000. Aku yakin angka itu sudah termasuk pajak, setting standar.
“Tadi mengapa 99.000?” tanyaku.
Seperti orang yang telah terlatih untuk berkelit, dengan suara yang terdengar biasa dan tanpa getar yang menyimpang dia menjawab,
“Kalau Ibu mau membayar secara terpisah, juga tidak apa-apa” katanya. Waww, dia seperti penderita amnesia stadium empat. Melupakan tentang wing dan paha hanya dalam hitungan menit.
“Tadi, kenapa bisa 99.000?” aku mengulang.
"Saya bukan membeli CD !" tambahku, kata-kata yang seharusnya kulontarkan pada kejadian-kejadian pada waktu yang lalu. Sekilas aku masih mengingat kasir cantik yang menghindari tatapan langsung dengan mataku setelah berhasil menipu di KFC Veteran. Waktu itu aku lebih memilih diam dan tidak memikirkannya karena membawa rombongan keponakanku yang masih anak-anak.
Dia kembali menawarkan solusi yang sama dengan wajah datar. Membayar terpisah. Aku tidak sudi masuk jebakan berikutnya dan membuang energi untuk membuktikan. Jebakan sistimatis dengan koordinasi yang detil. Komplain kepada manager? Mubazir. Hanya menguras emosi untuk memahami sebuah persekongkolan.
“Tidak, terimakasih. Saya sudah pernah mengalami hal ini. Mungkin saya akan melaporkan pada YLKI,” kalimat yang tidak bermutu karena salah tempat dan aku meninggalkan kasir, mengabaikan tatapan beberapa orang yang ternyata sudah mengantri di belakang.
Begitu ada waktu luang aku segera bertanya pada Mbah Google dengan kata kunci "KFC + tipu". Hasilnya aku mendapatkan banyak tulisan orang-orang yang mengalami pengalaman yang sama (salah satunya : Penipuan Jebakan Betmen di KFC Atrium Senen, http : //www.kaukus.co.id).
Aku membuka situs YLKI, dan membaca prosedur yang hanya dijalani oleh orang-orang yang memiliki cukup waktu. Mungkin ada seseorang lain yang bersedia untuk repot-repot menguak semua ini.
Lebih sepuluh tahun yang lalu aku membaca tentang warga negara Jepang di Indonesia yang menuntut sebuah produsen minuman ringan kelas dunia karena mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi salah satu produk dari perusahaan yang memasarkan berbagai jenis minuman ringan dan ternyata menemukan seekor cicak di dalam sisa minuman yang telah dikonsumsinya. Setelah proses hukum berjalan, Si Jepang terkejut karena perusahaan tersebut menang mutlak di pengadilan. Dia menyatakan keheranannya, dengan membandingkan jika hal itu terjadi di negaranya maka konsumen akan mendapatkan perlindungan.
Mungkin yang mengetahui jurus tipu menipu yang sudah dialami banyak orang ini lebih memilih diam karena tidak ingin bernasib seperti Prita atau korban perusahaan asuransi asing -perusahaan yang makin berkibar justru setelah salah satu konsumennya bersuara karena dirugikan.
Atau mungkin mereka yang mengalami memilih melupakan. Seperti aku sebelumnya, melupakan dan kembali mengalami peristiwa yang nyaris sama karena benar-benar lupa. Sekelas keledai yang berhubungan dengan lubang.
Di kotaku hingga hari ini terdapat 5 gerai resto tersebut dan tampaknya selalu ramai. Aku tidak tahu berapa keuntungan yang diraup dari hasil tipu-tipu ala KFC, karena konon katanya para artis yang menjual CD dengan cara paket ini diganjar platinum. Dan aku tidak tahu, berapa keping CD (maaf, kata orang-orang CD sampah) yang harus diterima dengan terpaksa. Aku masih menyimpannya, lengkap dengan segel. Aku belum menemukan tempat yang tepat untuk membuangnya kecuali tempat sampah. Atau memberikan pada seseorang yang mungkin sudi menerimanya. Atau aku akan tetap menyimpannya sebagai simbol kemalangan rakyat di negeri random (mengutip kata milik Justin Bieber). Aku menghargai musik, tapi aku lebih menghargai kemerdekaan untuk memilih.
Kata suamiku :
"Kalo dipikir-pikir, bego banget ya. Udah berdiri antri kaya orang nunggu jatah ransum, rendah nutrisi dan kena tipu lagi. Mendingan di restoran Padang, dilayani bak raja".
sumber : http://violetnineone.blogspot.com/2013/01/jurus-tipu-tipu-ala-kfc.html
--------------------------------------------------------------------------------------------------
“Kita makan dimana ?” tanyaku pada Rhazi setelah keluar dari halaman sebuah klinik. Menjelang tengah hari dan pemeriksaan kesehatan lanjutan harus dilakukan beberapa jam berikutnya.
Anak laki-lakiku yang berumur 10 tahun menyebutkan restoran ayam goreng cepat saji langganan kami. Setelah menimbang aku memilih restoran cepat saji yang lain, karena jaraknya lebih dekat dengan klinik. Beberapa kali aku membawa anak-anak untuk makan di sana jika kebetulan tidak bersama dengan ayah mereka. Terlalu berlemak, kata suamiku. Dan aku tahu, junk food tidak sehat. Karena itu, makan di resto ayam goreng cepat saji adalah pilihan terakhir.
Saat mengantri, hanya ada satu orang di depanku.
“Tiga dada mentok, tiga nasi dan tiga air mineral”, kataku pada petugas reservasi (ngga tau apa tuh nama kerennya yang lain), ketika giliranku datang.
“Bu, lebih baik memesan paket lebih murah”, kata pelayan berpakaian hitam dengan kerudung kecil berwarna merah.
“Boleh tahu, kalau harga jika bukan paket ?” tanyaku.
Suasana sepi dan hanya aku sendiri yang dilayaninya karena tidak ada yang mengantri di belakang, rasa penasaran membuatku memutuskan untuk mengetahui peristiwa yang pernah kualami dan menyisakan tanda tanya.
Perempuan muda berwajah impor dari sudut negeri tak tersentuh penerangan listrik itu segera menekan mesin kasir yang mengeluarkan irama khas. Terlihat angka 99.000.
“OK, kalau paket ?” tanyaku.
“Hanya 90.500 ditambah goceng”, katanya. Goceng, dessert yang dipatok dengan harga lima ribu.
"Gocengnya apa ?" tanyaku.
Sebuah trik pemasaran yang sering digunakan : merubah-rubah menu setiap saat, memanfaatkan kekacauan daya ingat yang makin menurun dalam dunia yang hiruk pikuk.
"Es krim atau burger, Bu", katanya.
“Ya, sudah”, kataku, setelah menentukan pencuci mulut yang tampaknya diberikan cuma-cuma.
Dia segera bergerak ke arah belakang etalase, dan mulai bolak-balik menyiapkan pesanan. Setelah beberapa menit kembali ke hadapanku lengkap dengan pesanan.
Aku masih penasaran, sudah mengkalkulasi secara kasar, berdasarkan harga yang biasa kuketahui karena melihat neon box yang bergambar paket-paket hidangan minus harga. Aku tidak ingat kapan terakhir ke resto ini, hari itu aku melihat tidak ada satupun harga yang dicantumkan seperti waktu-waktu sebelumnya. Restoran cepat saji seperti McD dan CFC memampang harga secara terbuka.
“Maaf, harga dada mentok satuannya berapa?” tanyaku.
Dia tidak menjawab yang kutanyakan, tetapi berkata,”Dada mentok tidak dijual satuan, yang dijual satuan hanya wing dan paha”.
Aku segera membayar pesanan dan dia menyodorkan tiga buah CD. Aku lupa tentang makna katapaket.
Aku masih terikat dengan musik 80's dan anak-anakku lebih mengenal Katy Perry dan One Direction. Aku tidak punya pilihan dan mengambil salah satu CD yang sama sekali tidak kuminati. Bebi Romeo. Sebelumnya pernah Sammy Simorangkir (perutku agak bermasalah jika mengingatnya). Dan juga pernah DIP eh... IDP (aku mengenalnya gara-gara dipaksa KFC). Bedanya waktu itu aku tidak mempedulikan karena aku terlalu sibuk dengan hal lain.
Aku masih terikat dengan musik 80's dan anak-anakku lebih mengenal Katy Perry dan One Direction. Aku tidak punya pilihan dan mengambil salah satu CD yang sama sekali tidak kuminati. Bebi Romeo. Sebelumnya pernah Sammy Simorangkir (perutku agak bermasalah jika mengingatnya). Dan juga pernah DIP eh... IDP (aku mengenalnya gara-gara dipaksa KFC). Bedanya waktu itu aku tidak mempedulikan karena aku terlalu sibuk dengan hal lain.
Ketika makan, sambil lalu meneliti struk yang kuterima. Aku lupa apakah pernah meneliti hal ini sebelumnya. Dan pada struk itu tertulis harga untuk makanan yang dipesan 50.545 ditambah catatan : item yang tidak kena Pjk restoran dibatasi garis putus-putus. Berikutnya, 1 CD ARI L WKHL (padahal yang kuterima bukan seperti yang tertulis, jika CD Ari Lasso mungkin aku bisa sedikit berdamai) seharga 35.000. Dibawahnya tertulis sub total pembelian dan kemudian tertulis P. Rest 10 % dengan nilai yang diperhitungkan dengan harga makanan. Aku menggeleng-geleng. Sangat rapi dan tidak semua orang menyadari, termasuk aku yang mengalami lebih dari sekali. Di KFC Veteran dan KFC Plaza Andalas. Parahnya, waktu itu kasir menyarankan untuk mengambil gocengannya sesudah makan dan aku tidak pernah mengambilnya karena lupa, setelah selesai makan langsung pergi.
Sehabis makan, aku kembali ke kasir yang tadi melayani (hal yang tidak akan pernah kulakukan jika suasana ramai atau antrian panjang). Hanya satu orang sebelum aku berhadapan langsung dengan kasir.
“Mbak, namanya Nana Widya ?” kataku pada kasir ketika orang yang di depanku berlalu.
“Ya”, katanya.
“Tadi saya memesan tiga dada mentok, tiga nasi, dan tiga air mineral setelah dihitung totalnya 99.000. Tapi mengapa dalam struk ini total makanan hanya 54.000?” tanyaku tanpa menyebutkan pecahan rupiah lebih kecil di belakang angka itu.
“Memangnya tadi berapa, Bu ?” dia bertanya dengan intonasi yang sempurna.
Aku memilih tidak memperhatikan ekspresinya, menghindari rasa muak.
"Dada mentok tiga potong kira-kira empat puluh ribuan, Bu", dia menjawab tanpa aku tanya kedua kalinya.
"Dada mentok tiga potong kira-kira empat puluh ribuan, Bu", dia menjawab tanpa aku tanya kedua kalinya.
“Coba dihitung lagi”, kataku dengan suara meninggi.
Tanpa membantah, dia langsung menekan-nekan mesin kasir.
Ajaib. Yang keluar angka 76.000. Aku yakin angka itu sudah termasuk pajak, setting standar.
“Tadi mengapa 99.000?” tanyaku.
Seperti orang yang telah terlatih untuk berkelit, dengan suara yang terdengar biasa dan tanpa getar yang menyimpang dia menjawab,
“Kalau Ibu mau membayar secara terpisah, juga tidak apa-apa” katanya. Waww, dia seperti penderita amnesia stadium empat. Melupakan tentang wing dan paha hanya dalam hitungan menit.
“Tadi, kenapa bisa 99.000?” aku mengulang.
"Saya bukan membeli CD !" tambahku, kata-kata yang seharusnya kulontarkan pada kejadian-kejadian pada waktu yang lalu. Sekilas aku masih mengingat kasir cantik yang menghindari tatapan langsung dengan mataku setelah berhasil menipu di KFC Veteran. Waktu itu aku lebih memilih diam dan tidak memikirkannya karena membawa rombongan keponakanku yang masih anak-anak.
"Saya bukan membeli CD !" tambahku, kata-kata yang seharusnya kulontarkan pada kejadian-kejadian pada waktu yang lalu. Sekilas aku masih mengingat kasir cantik yang menghindari tatapan langsung dengan mataku setelah berhasil menipu di KFC Veteran. Waktu itu aku lebih memilih diam dan tidak memikirkannya karena membawa rombongan keponakanku yang masih anak-anak.
Dia kembali menawarkan solusi yang sama dengan wajah datar. Membayar terpisah. Aku tidak sudi masuk jebakan berikutnya dan membuang energi untuk membuktikan. Jebakan sistimatis dengan koordinasi yang detil. Komplain kepada manager? Mubazir. Hanya menguras emosi untuk memahami sebuah persekongkolan.
“Tidak, terimakasih. Saya sudah pernah mengalami hal ini. Mungkin saya akan melaporkan pada YLKI,” kalimat yang tidak bermutu karena salah tempat dan aku meninggalkan kasir, mengabaikan tatapan beberapa orang yang ternyata sudah mengantri di belakang.
Begitu ada waktu luang aku segera bertanya pada Mbah Google dengan kata kunci "KFC + tipu". Hasilnya aku mendapatkan banyak tulisan orang-orang yang mengalami pengalaman yang sama (salah satunya : Penipuan Jebakan Betmen di KFC Atrium Senen, http : //www.kaukus.co.id).
Aku membuka situs YLKI, dan membaca prosedur yang hanya dijalani oleh orang-orang yang memiliki cukup waktu. Mungkin ada seseorang lain yang bersedia untuk repot-repot menguak semua ini.
Lebih sepuluh tahun yang lalu aku membaca tentang warga negara Jepang di Indonesia yang menuntut sebuah produsen minuman ringan kelas dunia karena mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi salah satu produk dari perusahaan yang memasarkan berbagai jenis minuman ringan dan ternyata menemukan seekor cicak di dalam sisa minuman yang telah dikonsumsinya. Setelah proses hukum berjalan, Si Jepang terkejut karena perusahaan tersebut menang mutlak di pengadilan. Dia menyatakan keheranannya, dengan membandingkan jika hal itu terjadi di negaranya maka konsumen akan mendapatkan perlindungan.
Lebih sepuluh tahun yang lalu aku membaca tentang warga negara Jepang di Indonesia yang menuntut sebuah produsen minuman ringan kelas dunia karena mengalami gangguan kesehatan setelah mengonsumsi salah satu produk dari perusahaan yang memasarkan berbagai jenis minuman ringan dan ternyata menemukan seekor cicak di dalam sisa minuman yang telah dikonsumsinya. Setelah proses hukum berjalan, Si Jepang terkejut karena perusahaan tersebut menang mutlak di pengadilan. Dia menyatakan keheranannya, dengan membandingkan jika hal itu terjadi di negaranya maka konsumen akan mendapatkan perlindungan.
Mungkin yang mengetahui jurus tipu menipu yang sudah dialami banyak orang ini lebih memilih diam karena tidak ingin bernasib seperti Prita atau korban perusahaan asuransi asing -perusahaan yang makin berkibar justru setelah salah satu konsumennya bersuara karena dirugikan.
Atau mungkin mereka yang mengalami memilih melupakan. Seperti aku sebelumnya, melupakan dan kembali mengalami peristiwa yang nyaris sama karena benar-benar lupa. Sekelas keledai yang berhubungan dengan lubang.
Di kotaku hingga hari ini terdapat 5 gerai resto tersebut dan tampaknya selalu ramai. Aku tidak tahu berapa keuntungan yang diraup dari hasil tipu-tipu ala KFC, karena konon katanya para artis yang menjual CD dengan cara paket ini diganjar platinum. Dan aku tidak tahu, berapa keping CD (maaf, kata orang-orang CD sampah) yang harus diterima dengan terpaksa. Aku masih menyimpannya, lengkap dengan segel. Aku belum menemukan tempat yang tepat untuk membuangnya kecuali tempat sampah. Atau memberikan pada seseorang yang mungkin sudi menerimanya. Atau aku akan tetap menyimpannya sebagai simbol kemalangan rakyat di negeri random (mengutip kata milik Justin Bieber). Aku menghargai musik, tapi aku lebih menghargai kemerdekaan untuk memilih.
Kata suamiku :
"Kalo dipikir-pikir, bego banget ya. Udah berdiri antri kaya orang nunggu jatah ransum, rendah nutrisi dan kena tipu lagi. Mendingan di restoran Padang, dilayani bak raja".
Kata suamiku :
"Kalo dipikir-pikir, bego banget ya. Udah berdiri antri kaya orang nunggu jatah ransum, rendah nutrisi dan kena tipu lagi. Mendingan di restoran Padang, dilayani bak raja".
sumber : http://violetnineone.blogspot.com/2013/01/jurus-tipu-tipu-ala-kfc.html
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Di KFC CD Gratis Tapi Bayar
Pada tanggal 31 Januari 2014 kemarin saya, suami beserta putri saya makan di KFC store Padang Sidempuan, awalnya saya mau ambil paket Super Besar 2 sebanyak 2 paket plus 1 kentang goreng dan 1 chicken soup, lalu pelayannya menyarankan agar saya mengambil paket KFC SUPER STAR saja karena selain lebih hemat saya juga bisa mendapatkan CD gratis dan saya menyetujui saran tersebut.
Setelah pesanan saya selesai saya disodori sekeranjang CD dan disuruh memilih CD mana yang saya inginkan, setelah memilih CD yang sebenarnya gak ada yang menarik dihati saya akhirnya saya membayar total pesanan saya. Beberapa hari berlalu saya menemukan struk pembelian ditas saya dan iseng-iseng membacanya, alangkah kaget dan kesalnya saya ketika melihat di struk tersebut tertera barang yang tidak kena pajak 1 buah CD Marcell seharga Rp 35.000,- berarti gak gratis dong ?
Terus terang saya gak mau mempermasalahkan harga CDnya tapi modus penipuan konsumennya yang saya gak bisa terima. Jadi saya mohon kepada pihak yang bertanggungjawab agar menindaklanjuti perihal keberatan saya atas penipuan yang dilakukan oleh resto KFC Padang Sidempuan. Dan 1 hal lagi yang ingin saya pertanyakan kenapa ada perbedaan harga produk di KFC Padang Sidempuan dengan gerai-gerai KFC dikota lain ? Padahal setahu saya dimana-mana produk KFC itu sudah dibandrol dengan harga yang sama.
sumber : http://rumahpengaduan.com/2014/02/10/di-kfc-cd-gratis-tapi-bayar/
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Abs kena tipu KFC! To all : Sblm kabur dr kasir, liat dl, CD yg mrk blg GRATIS itu dihargain 30rb. Dan gw udah kena tipu 60rb! SIAL!!
sumber : https://twitter.com/N***Ls/status/18677044183302145
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------
[ Pic++ ] Penipuan Jebakan Betmen di KFC Atrium Senen [ masuk semua, biar tau ]
Berdasar kumpulan keluhan pelanggan tersebut, pelanggan pasti punya pendapat masing-masing.
Bukan bermaksud menjelekkan namun bila mau jual CD yang baik, juallah dengan semestinya bukan membohongi pelanggan dengan kata GRATIS lalu tiba-tiba menyertakannya di struk tanpa sepengetahuan pelanggan.
Tak heran para artis berlomba-lomba jual CD di KFC, biar laku tanpa konsumen tau !
Be Smart Guys !
Berdasar kumpulan keluhan pelanggan tersebut, pelanggan pasti punya pendapat masing-masing.
Bukan bermaksud menjelekkan namun bila mau jual CD yang baik, juallah dengan semestinya bukan membohongi pelanggan dengan kata GRATIS lalu tiba-tiba menyertakannya di struk tanpa sepengetahuan pelanggan.
Tak heran para artis berlomba-lomba jual CD di KFC, biar laku tanpa konsumen tau !
Be Smart Guys !